Ads (728x90)

”Rumangsa Melu Handarbeni, Wajib Melu Hangrungkebi, Mulat Sarira Hangrasa Wani” ”Dikir, Fikir, dan Amal Sholeh”

Suara suara sumbang masih bergemuruh dengan nada congkak 'NU sekarang tidak seperti dijaman Mbah Hasyim Asyari'  tetapi mereka sejatinya tidak tahu menahu tentang NU tapi sok tahu tentang NU.
Dengan sombongnya mengoreksi para ulama NU padahal tidak ada seujung kukupun maqomnya dengan maqom para ulama NU padahal mengajipun jarang bahkan tidak sama sekali hanya mengkonsumsi berita hoax.
Fitnah yang tak ujung reda dari jaman Hadratusyech Hasyim Asyari sampai dijaman ini yang dipimpin oleh Kh. Said Aqil Sirajd dan musuh bagi kaum bughot di negara ini.
Fitnah yang begitu kejam serta bertubi tubi dari awal fitnah kepada Hadratusyech sebagai penghianat bangsa difitnah bekerja sama dengan koloni Jepang karena diangkatnya menjadi SHUMUBUCHO (mentri agama pemerintahan jepang).
Dijaman Kh. Wahab Chasbullah, beliau dituduh antek-antek PKI oleh masyumi karena bergabung dengan Nasakom yang dibentuk oleh presiden Soekarno, masyumi tidak mengerti siasat NU didalam Nasakom hanya sekedar opini busuk untuk menjatuhkan martabat NU,
sejarah membuktikan hanya NU yang berani yang melawan dan membrantas PKI dan Masyumi entah kemana rimbanya.
Ketika pemimpinan PBNU oleh KH. Idham Cholid yang dijamannya berhadapan dengan sekelompok bughot mengatas namakan Islam yaitu DI/TII,  sempat dibrondong senjata api ketika menginap di villa puncak Bogor, alhamdulillah beliau selamat dari tragedi tersebut.
Sekelumit kondisi politik yang semakin meneganggkan ketika dijaman orde baru maka seorang kyai yang bernama Gusdur berani membangkitkan NU dengan kembalinya Khittah NU 1926 dalam muktamar NU ke 27 di Situbondo yang merumuskan naskah Khittah NU oleh Kh. Ahmad Shidiq
Dijaman orde baru lebih mengenaskan lagi menimpa NU, jalan-jalan pemikiran NU ditutup rapat tidak boleh sejengkalpun untuk melangkah dan ingin sekali NU ditabrakan oleh negara, maka ini sangat bahaya andai NU berbenturan dengan Negara karena NU ikut andil memperjuangkan kemerdekan NKRI.
kembali dengan cerdiknya Gusdur maka NU dan negara tidak jadi berbenturan walaupun dihantam bagaikan karang dihempas sang ombak tiada henti terus dihempas, dengan segala fitnah dan adu domba.
Ketika gusdur komandokan Banser untuk menjaga gereja karena disaat itu para terorisme bergeriliya melalang buana di nusantara ini dan paling utama mentargetkan adalah gereja.
Maka dari situlah fitnah datang kembali yang mengarah kepada gusdur dan NU difitnahkan sebagai kelompok LIBERAL dan hanya membela kaum minoritas.
Dan sampai sekarang dijaman ini yang dipimpin oleh Kh. Said Aqil Siradj yang terus menerus  beribu fitnah menghantam bahkan mengadu domba semakin jelas dengan membentuk NU yang baru.
Mencintai ahlul bait rosulullah dianggapnya syiah, mempunyai jiwa Prularisme dianggap Liberal, mengetahui seluk beluk sejarah kekejaman PKI dianggap PKI pula.
Inilah resiko yang kami (NU) tanggung karena memperjuangkan persatuan dan kesatuan Indonesia agar tidak terpecah belah.
Inilah resiko yang kami tanggung karena turut andil memperjuangkan kemerdekaan NKRI.
dan inilah resiko yang diambil karena akan banyak yang memusuhi agar NU dengan faktor berbeda pandangan politik dan tidak mau bekerja sama dengan kaum bughot.
dihantam tidak tumbang, dipuji tidak terbang itulah Nahdlatul Ulama.
'Ya Jabbar.. Ya Qohar..
Sapa bhei se la nyala ka NU, bekal ancor!!' Syechona Cholil Banglalan.

Posting Komentar